Konektivitas Transportasi Dukung Pariwisata Toraja

Hai Langkahku berbicara soal konektivitas pasti terkait dengan transportasi. Ternyata konektivitas transportasi juga salah-satu hal penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jika semua moda transportasi dapat menjangkau daerah di penjuru Indonesia serta terjaminnya sarana Pelabuhan Laut, Bandara, Stasiun Kereta Api, dan lain-lain, sudah pasti pertumbuhan perekonomian semakin baik. Berbagai potensi wilayah seperti pariwisata akan semakin terangkat dengan kemudahan perpindahan individu dari satu wilayah ke wilayah lain di Indonesia. Arus orang dan logistik di wilayah itu akan menegaskan kehadiran negara. Selain itu, kedaulatan Indonesia akan terjaga. Dalam tulisan ini, Gue akan menceritakan perjalanana Gue ke Toraja bersama Transmate Journey. Gue akan menunjukan bagaimana konektivitas transportasi itu ada, sehingga memudahkan Gue dalam perjalanan ke Toraja kali ini.

Konektivitas menciptakan kelancaran dan kemudahan perhubungan dan perdagangan nasional.

Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan Republik Indonesia

Ini yang namanya konektivitas transportasi

Apakah Langkahku tahu kalau konektivitas transportasi itu dapat mempengaruhi kehidupan dan aktivitas manusia? Ada banyak pihak yang terlibat (stakeholder) dalam penyelenggaraan konektivitas transportasi ini. Seperti perjalanan Gue ke Toraja kemarin. Ada beberapa transportasi yang Gue gunakan untuk menuju Toraja yang saling terhubung. Selain menghemat pengeluaran, Gue juga mendapatkan pengalaman yang berbeda. Berikut adalah gambaran perjalanan Gue menuju Toraja dalam kegiatan Transmate Journey 2020.

Perjalanan dari Jakarta ke Makassar sudah menerapkan protokol kesehatan

Sebelumnya Gue pernah menulis artikel tentang cara menuju Bandara Soekarno dengan mudah dan hemat di sini. Cara inilah yang Gue gunakan untuk menuju Bandara Soekarno Hatta untuk menghemat budget. Sesampai di Bandara, Gue langsung menuju konter validasi untuk menunjukan surat hasil rapid test bebas covid. Setelah verifikasi Gue langsung mengunduh aplikasi E-HAC (Electronic Health Alert Card) pada ponsel dan mengisi data yang untuk mendapatkan QR-qode untuk ditujukan ke daerah tujuan. Setelah itu Gue langsung ke konter check-in Citilink untuk menaruh bagasi dan mendapatkan boarding pass. Oiya Pesawat Citilink sudah menerapkan protokol kesehatan loh Langkahku. Seperti menjaga jarak dan mengosongkan kursi tengah, mewajibkan penumpang untuk memakai masker serta pesawatnya telah dilengkapi hepa filter sehingga tidak perlu khawatir dalam melakukan perjalanan.

Mencoba rute baru Damri dari Bandara Sultan Hasannudin Makassar ke Kuburan Batu Lemo

Dua jam tiga puluh menit waktu tempuh perjalanan dari Jakarta ke Makassar, dan sampailah Gue di Bandara Sultan Hasannudin. Setelah mengambil bagasi Gue langsung melaporkan QR-qode E-HAC Gue di konter, sehingga Gue bisa memasuki provinsi Sulawesi Selatan. Di pintu kedatangan, Loket Damri langsung menyambut Gue untuk membeli tiket ke Toraja. Dan inilah yang namanya konektivitas, Gue gak perlu repot untuk keluar Bandara mencari transportasi ke Toraja. Karena ada Damri yang membuka rute baru dari Bandara Sultan Hasannudin ke Kuburan Batu Lemo yang merupakan wisata budaya yang masuk sejarah dunia. Harga tiketnya pun cukup terjangkau, hanya Rp 110.000,- sekali jalan. Damri juga telah menerapkan protokol kesehatan dengan mewajibkan seluruh penumpang memakai masker di dalam mobil,pengukuran suhu tubuh sebelum masuk mobil dan mengurangi kapasitas tempat duduk hingga 50%.

Waktu tempuh dari Bandara Sultan Hasannudin menuju Toraja sekitar 8 jam perjalanan. Memang waktu yang tidak sebentar tetapi tidak membosankan karena sepanjang perjalanan kamu akan berdecak kagum dengan pemandangannya. Kamu juga bisa meminta Pak Supir berhenti sejenak untuk beristirahat, makan dan solat. Dalam perjalanan ke Toraja, Damri menggunakan mobil bertipe Toyota Hiace sehingga perjalanan makin nyaman. Rute Damri ini melewati Daerah Maros, Pangkep, Barru, Pare Pare, Enrengkang dan berakhir di Toraja. Jadi ada pilihan untuk ke Toraja menggunakan Damri dengan biaya yang terjangkau dan melihat keindahan di sepanjang rute perjalanan.

Pulang Ke Makassar menggunakan jalur udara melihat keindahaan Toraja dari ketinggian

Hari semakin gelap, menunjukan pukul 08.00 WITA dan sampilah Gue di Toraja. Gue langsung menuju penginapan untuk beristirahat mempersiapakan tenaga menjelajahi Toraja. Keesokan harinya Gue menjelajahi destinasi wisata yang ada di Toraja selama empat hari tiga malam. Gue memulai perjalanan dari Kabupaten Toraja Utara di lanjutkan ke Kabupaten Tana Toraja. Ternyata ada yang menarik di Kabupaten Tana Toraja, yaitu hadirnya Bandar Udara Toraja. Bandara ini dapat mendekatkan masyarakat pada pelayanan transportasi udara. Dan yang paling penting adalah dapat menjadi angin segar untuk kemajuan pariwisata di Tana Toraja maupun Toraja Utara. Setelah 4 hari 3 malam menjalajahi destinasi wisata Toraja, Gue pun penasaran ingin mencoba menaiki pesawat dari Bandara yang baru beroperasi bulan Sepetember 2020 ini. Gue memutuskan untuk kembali ke Makassar menggunakan pesawat terbang maskapai citilink. Kira-kira bagaimana ya penampakan dari Bandara Toraja ini? dan destinasi Wisata apa saja yang Gue datangi?

Mengenal Bandar Udara Toraja sebagai penunjang konektivitas transportasi udara

Bandar Udara Toraja adalah bandar udara yang terletak di kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Faktanya Bandara ini dibangun sejak Tahun 2011 dengan membelah dan menimbun tiga gunung yang tidak produktif lagi dimana sempat tersendat pembangunannya. Bandar udara ini dibangun untuk menggantikan Bandar Udara Pongtiku yang tidak memungkinkan untuk dikembangkan. Kemudian pada tahun 2018 pembangunan tahap I dilanjutkan oleh pemerintah pusat hingga akhirnya rampung pada pertengahan tahun 2020. Kalian akan melihat uniknya Bandara ini dari kejauhan. Rumah Tongkonan khas Toraja sebagai desain utama terminal. Lalu terdapat patung kerbau di depan Bandara yang menyambut datangnya para penumpang, sebab kerbau sebagai hewan yang diistimewakan di Toraja. Sebagai informasi bahwa Pesawat milik maskapai Wings Air menjadi pesawat komersial pertama yang mendarat di Bandara Toraja pada 20 Agustus 2020.

Bandara ini dibangun di atas tanah seluas 141 hektar dengan panjang landas pacu pada tahap awal sepanjang 1.700 meter yang mana hanya pesawat ATR saja yang bisa mendarat, kemudian apron seluas 94,5 x 67 meter dan taxiway 124,5 x 15 meter. Sedangkan luas bangunan terminal sekitar 1000 meter persegi yang mampu menampung 150 penumpang. Warna cokelat dan putih mendominasi desain interior Bandara ini. Gue pribadi sangat suka sama desain interiornya, karena bikin suasana sejuk. Untuk saat ini hanya dua maskapai yang melayani penerbangan yaitu citilink dan wings air. Terdapat ruang boarding yang nyaman dan sudah menerapkan protokol kesehatan. Kemudian terdapat hand sanitizer pada tempat yang mudah terjangkau. Oiya ada layanan rapid test gratis juga untuk kamu yang ingin ke luar Sulawesi Selatan. Walapun Bandara ini terbilang baru, tetapi penumpang dari Bandara ini cukup ramai.

Destinasi wisata yang ada di Toraja

Destinasi wisata Toraja memang tidak biasa bagi kebanyakan masyarakat, mengingat banyak pemakaman yang dijadikan objek wisata. Meskipun demikian alam di Toraja juga menawarkan keindahan yang tak kalah unik. Bayangkan, kamu bisa melihat bukit menjulang yang dibelah oleh sungai, Pasar kerbau di Asiaterasering bertingkat seperti adegan Thanos di film terakhir Avengers, dan masih banyak destinasi lainnya. Toraja yang berada di Sulawesi Selatan ini juga memiliki nilai adat dan budaya yang sangat kental. Pesona adat dan alam membuat wisatawan jatuh hati sejak pandangan pertama. Oiya di Toraja ini ada dua kabupaten yang bisa kamu jelajahi wisatanya, yaitu Tana Toraja dan Toraja Utara. Makin penasaran kan Langkahku? Berikut tempat wisata Toraja yang berhasil Gue kunjungi dalam Transmate Journey ke Toraja.

Kabupaten Tana Toraja

Kabupaten Tana Toraja yang beribukota Makale ini merupakan dataran tinggi. Tana Toraja adalah ikon budaya dan pariwisata di Propinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu daya tarik industri pariwisata Indonesia, hal ini merupakan potensi bagi pengembangan berbagai kegiatan produksi dan ekonomi di Kabupaten Tana Toraja. Destinasi wisata Tana Toraja yang terkenal dan berhasil Gue kunjungi adalah

Kuburan Batu Lemo

Tidak seperti makam pada umumnya, Pemakaman Batu Lemo mudah diakses bagi khalayak umum terlebih lagi Damri memiliki tujuan akhir di sini. Perbukitan kapur berwarna keputihan memberi warna tersendiri sehingga makam jauh dari kesan angker. Peti mati biasanya di letakkan dalam tebing batu dengan melubanginya secara manual. Satu lubang batu bisa berisi satu keluarga. Jejeran boneka atau Tau-tau ini menyambut kita apabila datang ke Pemakaman Batu Lemo ini. Tau-tau merepresentasikan orang yang sudah meninggalkan dan dikuburkan di tebing tersebut. Maka dari itu Tau-tau disini berfungsi sebagai simbolis ataupun kenang-kenangan bagi keluarga yang ditinggalkan.

Patung Jesus Memberkati

Destinasi wisata berikutnya adalah Patung Jesus Memberkati yang merupakan patung Jesus tertingi di dunia mengalahkan patung yang ada di Rio De Janeiro, Christ the Redeemer. Walaupun tempat ini merupakan objek wisata rohani untuk pemeluk agama Kristiani tetapi siapapun bisa datang. Letak patung ini berada di kota Makale, tepat di atas bukit Buntu Burake. Kamu bisa menikmati pemandangan alam yang spektakuler dari jembatan kaca yang mengelilingi patung. Oiya ini Jembatan kaca ini juga merupakan jembatan kaca terpanjang yang ada di Indonesia, dengan panjang sekitar 90 meter. Kamu akan merasakan seperti sedang melayang di atas ketinggian. Waktu yang cocok untuk ke tempat ini adalah pagi atau sore hari.

Desa Ollon

Destinasi ini termasuk dalam bucketlist perjalanan Gue sejak lama. Desa yang mempertontonkan bentang alam dengan daya tarik utamanya adalah pemandangan barisan gunung yang seperti permadani yang dibelah aliran sungai jernih. Lokasi bukit Teletubies adalah area paling baik untuk melihat hamparan pegunungan dan menikmati suasasana pedesaan. Kamu bisa mendirikan tenda di bukit ini. Saat matahari terbit, akan ada awan kabut yang menyelimuti perkebunan jagung dengan suhu yang sejuk. Untuk mencapai desa ini memang sangat sulit karena jalannya yang berbatu dan menempuh waktu 3 jam dari pusat kota. Tapi perjalanan yang sulit dan ektrim ini akan terbayarkan ketika kamu sampai.

Kabupaten Toraja Utara

Kabupaten Toraja Utara adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Ibukotanya adalah Rantepao. Rantepao dikenal sebagai pusat budaya Suku Toraja. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tana Toraja. Destinasi wisata Toraja Utara yang terkenal dan berhasil Gue kunjungi adalah

Kete Kesu

Kalau kamu pernah dikirimi kartu pos tentang Toraja, biasanya Desa Kete Ketsu lah yang jadi gambar ikonnya. Memang Kete Ketsu adalah desa budaya paling ikonik di Toraja. Kamu akan menyaksikan rumah panggung khas Toraja yang unik beratap seperti lambung perahu berbahan kayu yang ditumbuhi semak. Lihatlah tanduk-tanduk kerbau yang dipajang di depan rumah untuk menandakan kekayaan pemilik rumah. Selain tempat tinggal, tongkonan digunakan untuk menyimpan mayat sebelum dikuburkan melalui upacara Rambu Solo. Di hadapan Tongkonan, kamu akan berjumpa dengan Alang Suro, yakni lumbung padi orang Toraja.

To’tombi

Tempat Wisata Tana Toraja yang pas dijadikan destinasi berkemah adalah To’tombi. Menawarkan udara yang sejuk, dan memiliki ketinggian 1300 mdpl, pengunjung bisa melihat pemandangan istimewa saat pagi hari karena perpaduan matahari terbit dan selimut kabut yang mengesankan. Selain berkemah, kamu juga bisa menambah koleksi foto di akun Instagram karena ada banyak spot cantik di To’tombi seperti kebun bunga, jembatan dan bersepeda di atas ketinggian.

Pasar Bolu

Pasar Bolu adalah sebuah pasar yang berada di poros Rantepao-Palopo Bolu Toraja Utara. Untuk menuju pasar Bolu ini tidak sulit karena tempatnya yang strategis dan mudah dijangkau oleh kendaraan umum. Anda cukup membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk menempuh perjalanan 2 km dari Kota Rantepo dengan tarif terjangkau. Pasar unik di Toraja ini buka setiap hari dari jam 07:00 sampai 18:00. Namun dari keenam hari dalam seminggu tersebut ada satu hari yang dinamakan hari pasaran. Di hari pasaran tersebut anda akan menjumpai banyak kerbau dengan berbagai jenis. Pasar tradisional ini oleh masyarakat diberi julukan sebagai pasar kerbau terbesar sedunia, karena paling sedikit terdapat 500 ekor yang diperjualbelikan dalam pasar dengan harga bervariasi 

Kuburan Batu Londa

Letaknya ga jauh, kurang lebih sekitar 30 menit perjalanan. Pas sampe di lokasi, kita bakal langsung ngeliat Tau-tau serta peti mati jenazah (Enrong) di depan Goa. Peti mati jenazahnya juga lebih bervariasi. Ada yang modern, ada juga model kuno yang masih terbuat dari kayu dan punya bentuk yang masih khas. Uniknya lagi disini ada peti yang digantung, katanya sih semakin tinggi letak peti mati tersebut, semakin tinggi pula posisi orang tersebut di masyarakat.

Bori Kalimbuang

Bori Kalimbuang merupakan susunan kompleks batu megalitik yang berdiri menjulang di atas padang rumput. Total ada 102 batu yang menjulang di area Bori Kalimbuang, yang disebut oleh masyarakat setempat sebagai “simbuang batu”. Batu-batu yang tinggi ini merupakan menhir yang dibuat saat persemayaman jenazah. Harganya batunya kabarnya juga bersaing dengan sewa rumah. Wajar, untuk mendapat batu menhir tersebut, keluarga yang ditinggalkan harus meminta tolong atau membayar kuli untuk mengambil batu dari atas gunung dan dipoles sedemikian rupa. Kemudian batu digulung secara bergotong royong ke kompleks Bori Kalimbuang. Butuh puluhan orang yang bekerja untuk memoles hingga mengantarnya. Proses pengambilannya juga sulit dan berisiko tinggi. Apalagi kalau mendiang berasal dari orang kaya, ukuran batu mempengaruhi strata sosial semakin tinggi batu yang dibuat, semakin besar banyak kerbau yang dipakai saat upacara adat kematian dan semakin tinggi derajat kebangsawanan orang tersebut.

Terasering Batutumongga

Batutumonga juga merupakan kota yang berada di ketinggian. Tempat ini berjarak sekitar 24 kilometer dari Rantepao. Pengunjung akan disuguhkan pemandangan alam yang memukau selama perjalanan.

Loko Mata

Loko Mata merupakan salah satu objek wisata yang berupa batu besar yang berisi mayat. Tempat ini menjadi satu tempat penyimpanan mayat masyarakat Toraja sudah sejak jaman dahulu kala. Adat istiadat masyarakat Toraja ini memang terbilang unik. Biasanya mayat selalu dikuburkan. Namun saat Anda berkunjung di sana akan mendapati sebuah kuburan batu Loko Mata ini diisi dengan banyak mayat. Ada banyak lubang pada batu besar tersebut, yang mana setiap lubang batu itu berisi lebih dari satu mayat. Mayat dalam satu lubang tersebut masih memiliki hubungan keluarga.

Kesimpulan

Melalui infrastruktur transportasi, roda ekonomi akan terus bergerak dan memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan. Konektivitas ini berkaitan dengan tantangan merekatkan persatuan Indonesia. Semoga perjalanan Gue kali ini bisa menjadi refrensi untuk kalian yang ingin pergi ke Toraja.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *