Hai Langkahku! Sudah hampir setengah tahun negara kita bahkan dunia dilanda pandemi yang membuat perekonomian menjadi terjun bebas. Salah-satunya sektor pariwisata yang merupakan sektor unggulan negara kita. Melalui Wonderfull Indonesia dari tahun 2017 mampu membuktikan bahwa sektor ini dapat menghasilkan devisa negara terbesar nomor dua setelah kelapa sawit. Tetapi selama pandemi terjadi, sektor pariwisata menjadi sektor paling terpukul karena identik dengan semua larangan, salah-satunya tidak boleh berkumpul. Baru-baru ini pemerintah mengumumkan bahwa pariwisata akan menjadi sektor yang dipersiapkan untuk menjalankan era “new normal” atau adaptasi kebiasaan baru. Pertanyaannya apakah adaptasi kebiasaan baru(new normal) ini bisa menjadi hambatan atau kesempatan untuk sektor pariwisata kembali bangkit dari mati surinya? Dan Apa harapannya setelah dijalankan konsep ini?

Apa sih sebenarnya adaptasi kebiasaan baru(new normal)Itu?
Adaptasi kebiasaan baru (new normal) adalah perubahan budaya atau perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal, tapi ditambah dengan penerapan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19. Prinsipnya sih bisa menyesuaikan dengan pola hidup untuk menata kehidupan dan perilaku baru ketika pandemi, yang kemudian akan dibawa terus ke depannya sampai ditemukannya vaksin untuk Covid-19 ini. Adaptasi kebiasan baru ini merupakan upaya pemerintah untuk hidup berdampingan dengan virus dan juga bisa mendidik, melibatkan, dan memberdayakan masyarakatnya untuk hidup di tengah pandemi. Apalagi sektor pariwisata ini yang mempunyai faktor-faktor beresiko tinggi dalam penularan. Jadi kita semua harus saling bekerja sama dengan mematuhi protokol kesehatan dalam menjalaninya.

Adaptasi kebiasaan baru(new normal) dijalankan, menjadi kesempatan untuk bangkit atau malah jadi hambatan?
Konsep Adaptasi kebiasaan baru(new normal) ini dipilih pemerintah karena kondisi saat ini sebagai masalah bukan kegagalan. Yang mana poin pentingnya adalah jika masalah itu ada maka masih ada peluang yang bisa dioptimalkan untuk menutupi hambatan yang ada. Jadi semua stakeholder harus siap menjalaninya agar sektor yang ingin dibangun, dalam hal ini sektor pariwisata dapat berjalan dengan lancar. Menjalankan adaptasi ini tidak bisa secara sekaligus harus bertahap karena bisa berdampak pada image suatu daerah. Tidak mau kan ketika kita membuka suatu pariwisata secara terburu-buru malah menjadi sumber penularan baru? Terus kita juga sebagai wisatawan tidak boleh terlalu euporia menyambutnya, agar tidak memunculkan suatu kekonyolan hingga timbulnya keheboan. Dan untuk Pemerintah harus mendukung dan memudahkan pelaku usaha agar pelan-pelan bisa berjalan, misalkan menunda pembayaran pajak, diskon untuk tarif listrik dan air dan sebagainya.

Hal apa saja yang bisa dilakukan agar penerapan konsep ini berjalan baik?
Berikut hal-hal yang bisa dilakukan agar adaptasi kebiasaan baru di sektor pariwisata bisa berjalan dengan baik dan penularan virus tidak melonjak.
Dari Pelaku Usaha
- Membuat video subsektor pariwisata, seperti tempat wisata, hotel, resto yang isi videonya menerangkan bahwa tempat ini aman untuk dikunjungi. Bisa merubah stigma masyarakat tentang daerah tersebut.
- Membuat rasa percaya diri pada setiap karyawan sektor yang bersangkutan agar tetap bertahan menjalani adaptasi kebiasaan baru ini. Kalau wisatawan penuh tapi karyawannya takut dan tidak ada kan jadi repot.
- Memberikan edukasi kepada wisatawan menjalani adaptasi kebiasaan baru, bisa secara langsung atau melalui papan informasi, poster atau melalui sosial media. Misalkan melakukan pemesanan secara daring atau secara digitalisasi.
- Membuat program promosi yang menarik sehingga calon wisatawan mau berkunjung ke daerah tersebut. Misalkan mengadakan program giveaway, diskon atau paket perjalanan murah.
- Mengendorse kepala daerah, putra-putri daerah, artis asal daerah tersebut agar bisa menjadi perbincangan hangat dan menimbulkan keinginan calon wisatawan berkunjung.
- Membuat tren baru pariwisata yang lebih menarik yang berkaitan dengan protokol kesehatan pastinya, misalkan membuat paket solo traveling tour, wellness tour, termasuk di dalamnya juga virtual tourism serta staycation. Untuk transportasi misalkan seat tengah tidak di perjual-belikan, memberi tahu adanya herpa atau saringan sirkulasi udara di setiap pesawat, menyiapkan kebutuhan yang berkaitan dengan protokol kesehatan.

Dari Wisatawan yang ingin melakukan perjalanan
- Mematuhi protokol kesehatan misalkan selalu memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak.
- Melakukan tes kesehatan sebelum berpergian.
- Tidak melakukan tindakan konyol yang membuat heboh masyarakat
- Jaga kesehatan dan cukupi imunitas tubuh agar beriwsata bisa tampil prima.
- Bisa membeli asuransi kesehatan sebelum melakukan perjalanan
- Melakukan pemesanan secara daring untuk mengurangi kontak langsung kepada semua orang.
- Dan yang pasti selalu berdoa saat memulai perjalanan.

Dari Pemerintah
- Membuat kebijakan agar bisa mengembalikan stabilitas pelaku usaha dan swasta bisa beradptasi dan menyesuaikan.
- Membuat aturan protokol kesehatan secara lebih jelas lagi, karena kategori tempat wisata banyak dan protokol kesehatannya di tempat wisata satu dan lainnya harus dirinci secara mendetail. Lalu jangan lupa mengaudit dengan dinas terkait.
- Menyiapkan tempat kesehatan disetiap daerah tempat wisata agar pelaku usaha bisa bekerja sama dengan puskesmas setempat atau Dinas Kesehatan yang di tunjuk pemerintah.
- Bisa mengidentifikasi tempat wisata yang boleh dikunjungi dan belum bisa dikunjungi melalui reset lapangan.
- Menyiapkan program promosi pariwisata dalam negeri yang bebas ancaman virus Corona.
- Melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas salah-satunya melalui iklan layanan masyarakat.

Harapan terhadap sektor pariwisata setelah Adaptasi kebiasaan baru(new normal) diberlakukan
Harapannya semoga semua stakeholder dapat berinovasi dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Untuk pelaku usaha dan swasta bisa memasarkan usaha yang mereka geluti secara digital sehingga dapat bersaing secara global dan bangkit dari keterpurukan akibat pandemi covid-19. Untuk pemerintah harapannya bisa membuat protokol khusus adaptasi kebiasaan baru(new normal) guna mengembalikan tingkat kepercayaan wisatawan serta meningkatkan antusias masyarakat untuk traveling kembali ke sejumlah destinasi di Indonesia dengan protokol kesehatan, kebersihan, dan keamanan yang diterapkan sesuai standar operasional prosedur (SOP). Dan untuk wisatawan keinginan atau geliat wisatanya kembali muncul dan percaya semua yang dilakukan aman untuk dijalankan dengan memperhatiak protokol kesehatan.
Masukan bagi Pemerintah terutama Kementerian Perhubungan agar selalu mepertimbangan tren wisata yang berubah menjadi lebih mengutamakan health, hygiene, safety, dan security. Jangan tergesa-gesa membuka tempat wisata baru harus melakukan uji coba penerapan konsep ini disetiap tempat wisata. Dan pastinya perbanyak akses transportasi menuju tempat wisata karena dengan adanya transportasi bisa membuat dunia pariwisata berkembang. Tarif transportasi pun agar tidak ada kenaikan karena transportasi itu berkaitan erat dengan sektor pariwisata.
Kesimpulan
Ayo kita berikan stigma yang baik dalam pemberitaan mengenai sektor pariwisata yang akan memasuki adaptasi kebiasaan baru(new normal) dimana isu health, hygiene, dan safety menjadi faktor utama yang harus diperhatikan. Sehingga penting bagi semua kalangan saat membicarakan sektor pariwisata khususnya wisata indonesia agar mau pergi wisata lagi dan sektor ini bisa kembali normal seperti sebelum pandemi dan kembali menjadi sektor unggulan indonesia yang bisa menghasilkan devisa negara lebih besar lagi. Semoga pandemi ini bisa berakhir dan sektor pariwisata bisa kembali normal. Untuk informasi terkini tentang sektor pariwisata yang mulai dibuka setelah adaptasi kenormalan baru ini bisa cek di sini. Dan untuk kebijakan sektor transportasinya bisa cek berita updatenya di sini. Nah buat Langkahku yang ingin memulai perjalanan bisa memulai perjalannya dari sini. Maju pariwisata indonesia dan transportasi Indonesia.
