Revitalisasi TIM Mengubah ‘Wajah’ Lamanya

Langkahku pasti tahu dong dengan Taman Ismail Marzuki atau biasa masyarakat mengenalnya dengan sebutan TIM? Tempat ini adalah area berkumpulnya para seniman menuangkan pikiran dan ekspresinya. Lokasinya terletak di Jalan Cikini Raya no 73 tak jauh dengan gedung-gedung bersejarah yang ada di Cikini. Tapi Langkahku tahu gak kalau kompleks TIM saat ini sedang revitalisasi dengan desain ramah lingkungan, ramah penyandang disabilitas, dan mengoptimalkan ruang publik? Bahkan saat ini progres pembangunannya sudah mencapai 60 persen loh. Jadi revitalisasi TIM ini akan melewati tiga fase. Pertama, meliputi pembangunan Masjid Amir Hamzah, gedung parkir taman, gedung perpustakaan, dan wisma seni. Untuk fase kedua, meliputi revitalisasi Graha Bhakti Budaya, teater halaman, Galeri Annex, pemutakhiran Planetarium, serta pusat latihan seni dan pekerjaan kawasan. Dan untuk fase terakhir mencakup pekerjaan interior dan pengoperasian alat. Langkahku penasaran dengan ‘wajah’ baru Taman Ismail Marzuki saat ini? Ikuti Langkahdody melihat progres pembangunannya yuk!

Sejarah Taman Ismail Marzuki (TIM) berdiri hingga harus revitalisasi

Langkahku tahu gak sih kalau Taman Ismail Marzuki awalnya merupakan kebun binatang Jakarta (saat ini pindah ke Ragunan) dan Taman Raden Saleh. Kemudian, Gubernur saat itu Bapak Ali Sadikin mengubah area menjadi pusat kesenian agar para seniman Jakarta dapat berkarya kembali. Sebab sebelumnya para seniman menuangkan ekspresinya di Pasar Senen dan Balai Budaya Jakarta dan tidak bisa berkarya lagi di sana akibat terjadinya perbedaan ideologi politik pada tahun 1968. Lalu, Bapak Gubernur Ali Sadikin melihat taman di daerah Cikini Raya ini tepat menjadi pusat kesenian dan kebudayaan. Selain itu juga, pengunjung datang ke taman ini untuk menikmati kesejukan “paru-paru kota” dan menonton sejumlah atraksi hewan. Bahkan, pengunjung menggunakan area ini sebagai arena balap anjing dan juga lapangan bermain sepatu roda. Alasan lainnya sebab lokasinya strategis dan terjangkau transportsi umum.

Pembangunan Taman Ismail Marzuki (TIM)

Proyek ini diberi nama Taman Ismail Marzuki sebagai penghargaan kepada almarhum Ismail Marzuki sebagai putra Jakarta, komponis, sekaligus pejuang kemerdekaan. Saat hendak mendirikan TIM, Bapak Ali melihat Planetarium yang berdiri sejak 1964 terbengkalai. Maka dari itu Bapak Ali berinisiatif melanjutkan pembangunan Planetarium yang kemudian terintegrasi dengan TIM. Pada tanggal 10 November 1968 sejarah mencatat pusat kesenian dan kebudayaan yang para seniman cita-citakan akhirnya berdiri. Mengutip dari laman Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Saat awal berdiri, TIM yang luasnya kurang lebih delapan hektar ini hanya memiliki dua gedung teater, satu teater terbuka, area pameran, serta gedung Planetarium yang sudah ada lebih awal. Gedung-gedung tersebut (dua gedung bioskop, Garden Hall, dan Podium) merupakan peninggalan Taman Raden Saleh.

Revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) di tahun 2017

Seiring dengan perkembangan kawasan, terdapat banyak fasilitas yang ada yaitu tiga gedung teater (Graha Bakti Budaya, Teater Besar, Teater Kecil), dua  galeri seni (Galeri Cipta II dan Galeri Cipta III), dua  plaza (Plaza Pancasila dan Plaza Teater Kecil), serta adanya taman parkir. Untuk fasilitas penunjang lainnya mencakup perpustakaan daerah, pusat dokumentasi H.B Jassin, deretan kedai makanan nusantara, kineforum, toko buku Jose Rizal, dan Masjid Amir Hamzah. Lalu sekitar tahun 2017, Bapak Djarot Saiful Hidayat selaku Gubernur DKI Jakarta kala itu memutuskan TIM perlu revitalisasi. Saat itu Bapak Djarot fokus merevitalisasi gedung teater Graha Bakti Budaya yang sering bocor dengan memperbaiki plafon dan kamar kecilnya. Ada juga pembuatan situs web TIM yang lebih interaktif, revitalisasi kios kuliner di TIM, dan penyusunan buku standar operasional pemeliharaan dan perawatan gedung teater.

Melihat progres revitalisasi TIM yang hampir rampung

Langkahku tahu gak kalau setelah dua tahun selesai revitalisasi, pada tahun 2019, Gubenur DKI Jakarta Bapak Anies Baswedan merevitalisasi kembali. Salah satu poin penting revitalisasi ini adalah pengembalian fungsi pusat kesenian Jakarta seperti rancangan awal saat didirikan pada 1968. Saat ini pembangunan dan pengelolaannya ditangani oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Yang mana proses pembangunan revitalisasi TIM ini melewati tiga fase dan saat ini sudah memasuki fase kedua. Selain itu Pemprov DKI Jakarta juga menata TIM menjadi kawasan hijau dengan pepohonan. Ada beberapa pembangunan yang sudah selesai seperti masjid Amir Hamzah, Gedung Panjang, dan pos pemadam kebakaran. Lalu ada tempat terbuka untuk masyarakat berkumpul di bagian depan TIM, dengan ground base-nya untuk parkir mobil yg terbatas. Pada rencana pembangunan tahap dua, Jakpro sedang membangun asrama seni budaya, theater arena, dan sejumlah renovasi pada gedung planetarium, dan graha bhakti budaya. 

Gedung Teater Jakarta

Pada awalnya proyek ini bernama Grand Theater di Taman Ismail Marzuki yang akhirnya berubah menjadi Teater Jakarta. Konsep ini gabungan vernacular di Indonesia yang berdasarkan ide dari struktur bangunan Toraja yang juga merupakan konsep bangunan joglo sebagai potongan melintang dari bangunan teater ini. Tatanannya modern namun masih mempunyai nafas Indonesia. Gedung yang diklaim sebagai gedung berskala internasional ini memiliki sebuah Teater Besar dengan kapasitas duduk 1.200 penonton dengan panggung proscenium, rear stage, side stage, fly tower, dan orchestra pit. Ada juga Teater Kecil yang berukuran lebih kecil, yaitu 250 tempat duduk, sebagai ruang latihan dan pertunjukan skala kecil. Selain dua ruang utama tersebut, terdapat ruang-ruang pendukung lain yang menjadikan gedung ini cukup matang sebagai sebuah gedung teater, yakni ruang pameran, studio tari, ruang ganti pemain, gudang properti, kantor pengelola, dan orchestra shell. Gedung Teater Jakarta ini tergolong baru selesai revitalisasi sehingga belum perlu untuk revitalisasi kembali.

Masjid Amir Hamzah

Nama masjid yang berada di kompleks Taman Ismail Marzuki ini adalah nama seorang sastrawan Indonesia, Amir Hamzah. Tujuannya adalah untuk mengenang jasa beliau yang sebagai pahlawan nasional. Masjid ini verdirai tanggal 7 Januari 1977 dan banyak melalui perombakan. Masjid Amir Hamzah sebelum renovasi memang berukuran kecil dan sederhana layaknya masjid tahun 80an. Namun setelah revitalisasi dan mempunya wajah baru pada 3 Juli 2020 lalu ini bisa menampung 1000 orang. Masjid dengan konsep minimalis dan modern adalah buah karya dari arsitek ternama Andra Matin. Pembangunan ulang masjid ini menerapkan pendekatan ekologi yang ramah lingkungan. Karena banyaknya ruang terbuka hijau di sekitar kawasan masjid dan tanaman lovegrass di bagian atap masjid. Di sekitaran masjid juga terdapat kolam ikan dan di halamannya terdapat pohon angsana yang kemudian direlokasi ke tempat yang baru dengan metode earth-balling, sehingga akar pohon tetap dalam kondisi baik ketika ditanam kembali.

Gedung Panjang

Gedung Panjang, seperti namanya memanjang 200 meter sampai halaman belakang. Andra Martin lah penganggas dari gedung berundak 14 lantai tersebut. Andra mengadopsi khas ikonik berdasarkan bait lagu Ismail Marzuki yang berjudul Rayuan Pulau Kelapa. Terdapat elemen motif tumpal batik Betawi pada bangunan sebagai estetika dan mereduksi sinar matahari ke area perpustakaan, sehingga menjadi lebih sejuk. Fasilitas di Gedung Panjang terdiri dari Galeri Seni, Perpustakaan Umum, Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Kantor Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Ruang Diskusi Komite Seni dan Wisma Seni. Langkahku perlu tahu bahwa, Gedung Panjang masih dalam proses revitalisasi. Terbagi dalam tahap satu dan tahap dua. Wajah baru TIM memang sengaja digagas sebagai pusat wisata edukasi kesenian dan kebudayaan terbaik. Salah satunya pada bangunan Gedung Panjang. Dengan berbagai keunggulan dan mengusung konsep mixed-use building, TIM akan menjadi Urban Art Center dan Creative Hub di Kota Jakarta dan Indonesia.

Gedung Panjang menghadirkan fungsi sebagai Wisma Seni bagi para seniman yang berada di lantai 8-12. Memiliki 139 unit kamar, dengan 80% berkonsep bunk bed. Wisma ini untuk para seniman yang mengadakan acara di TIM, bertujuan agar seniman yang akan pentas di TIM dapat beristirahat. Wisma ini memliki fasilitas kolam renang dengan view landscape Jakarta loh Langkahku! Untuk pemanfaatannya, mulai dari lantai 1 sampai 3 akan tersedia tempat berdagang yang memanjang sejauh 50 meter dan ruang publik. Ada galerynya juga loh Langkahku! kemudian lantai 4 hingga 7 digunakan sebagai Perpustakaan Daerah dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin yang modern. Gak Sabar deh buat mengetahui hasilnya.

Gedung Parkir Taman

Tepat di sebelah Gedung Panjang, terlihat hamparan rumput hijau dan pepohonan. Inilah Gedung Parkir Taman yang memiliki hamparan rumput berbentuk tanah miring meninggi. Taman ini sengaja berkonsep demikian agar masyarakat tidak kehilangan penglihatan terhadap cagar budaya berbentuk kubah ikonik yaitu Planetarium. Area hijau di bagian atap Gedung Parkir ini berfungsi sebagai ruang terbuka publik, dan bisa mayarakat gunakan untuk kegiatan kesenian dan kreatif lainnya. Selain itu, halaman ini juga berada tepat di atas parkiran kendaraan Dinas Pemadam Kebakaran dan parkir mobil terbatas. Konsep area gedung parkir ini mengandalkan cahaya alami sehingga hemat listrik dan sirkulasi udara tetap baik.

Rencana Revitalisasi TIM yang menghadirkan wajah baru dalam tahap pembangunan

Selesai melihat bangunan yang telah rampung, ada juga bangunan yang sedang proses pengerjaan. Terdapat lima pengerjaan revitalisasi bangunan yaitu Planetarium dan Pusat Latihan, Galeri Annex, Graha Bhakti Budaya, Teater Halaman dan Infrastruktur dan Landscape TIM yang bar. Untuk kubah Planetarium tetap dipertahankan karena merupakan cagar budaya. Namun, bangunan di sekelilingnya akan diubah menjadi mengelilingi kubah Planetarium secara keseluruhan berbentuk “O” dengan konsep transparansi bangunan. Bakalan keren banget gak sih Langkahku! Sementara untuk Galeri Annex telah memasuki tahap finishing dan akan berfungsi sebagai galeri untuk pameran hasil karya seniman-seniman nasional bahkan internasional. Adapun Teater Halaman juga akan hadir kembali sebagai ruang publik dan pertunjukan kesenian serta hiburan. Teater Halaman ini berlokasi dekat dengan Masjid Amir Hamzah dan berhadapan langsung dengan Teater Jakarta. Area sekitar Teater Halaman akan ada banyak pohon dan tanaman agar memberikan kesejukan. Terdapat juga kolam resapan, sehingga membuat suasana seperti menyatu dengan alam.

Kesimpulan adanya revitalisasi TIM

Dengan adanya revitalisasi TIM ini, semoga ruang gerak para seniman bisa lebih terarah dan ada wadahnya. Revitalisasi TIM ini bukan sekedar perkara fisik yang menampilkan wajah baru lebih modern. Tapi ke depannya juga dapat membangun sistem pengelolaan kesenian dan budaya. Sebab, kesenian dan budaya merupakan hal yang penting sehingga peran Jakarta bisa jadi barometer perkembangan kesenian, bukan hanya di Indonesia terapi di kanca international. Revitalisasi TIM ini bisa memberikan wajah baru dan semangat berkesenian dalam merespons zaman serta membuka peluang kolaborasi antarnegara. Semoga masyarakat terutama generasi muda, semakin dekat dengan lingkungan seni dan jaga selalu fasilitas yang ada. Oiya Langkahku target revitalisasi TIM ini akan rampung pada februari 2022. Untuk info terbaru tentang Wajah Baru TIM bisa ikuti dan kunjungi instagram nya di @wajahbaru_TIM dan Langkahku juga bisa berkunjung ke Taman Ismail Marzuki dengan mengisi formulirnya di sini. Untuk destinasi wisata Jakarta lainnya bisa kunjungi artikel Langkahdody ya!

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *